Tradisi Tawur Nasi Masyarakat Desa Palemsari, Rembang, Jawa Tengah
Pernahkah anda melihat
orang tawuran? Biasanya tawuran merupakan kegiatan yang identik dengan
kekerasan yang terjadi diantara kelompok yang bertentangan dan idak jarang yang
menggunakan senjata tajam. Namun kali ini tawur yang dilakukan oleh msyarakat
di Rembang, Jawa Tengah akan sangat berbeda dan justru membuat semua yang
menyaksikan menjadi bersuka cita. Tawuran nasi yang diadakan di Rembang, Jawa
Tegah merupakan sebuah tradisi yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas
panen yang berlimpah ruah. Oleh karena itu biasanya tradisi tawur nasi ini
dilakukan ketika masa panen sudah selesai.
Setiap orang yang
mengikuti tradisi tawur nasi ini tidak akan ada yang merasa dendam atau marah,
dan justru mereka akan melakukannya dengan senang hati dan bersemangat. Tradisi
ini juga dipercaya bisa menghilangkan kesusahan yang bisa menimpa desa yang
mereka tinggali.
Biasanya tradisi
tersebut akan dilakukan di tempat yang disebut dengan Punden Sumber, desa
palemsari, kecamatan sumber, rembang, jawa tengah yang dikelilingi oleh areal
persawahan yang kering. Para laki – laki akan berkumpul di bawah pohon jati
yang besar yang tumbuh di tanah punden itu. Kemudian satu per satu gadis desa
akan keluar dari rumah mereka dengan membawa sebakul yang berisi nasi, dumbeg,
sebungus ketan dan tape.
Dumbeg, ketan dan tape
yang tadi dibawa oleh para gadis nantinya dikumpulkan oleh para pemuda ke dalam
karung. Sedangkan nasi yang tadi dibawa menggunakan bakul akan ditumpahkan di
deklit. Sebelum prosesi tawur nasi ini dimulai, maka mereka akan berdoa
terlebih dahulu kemudian menyerbu nasi yang tadi berada di atas deklit. Setelah
mereka mendapatkan nasi, maka selanjutnya para pemuda akan langung melemparkan
nasi – nasi tersebut ke tubuh teman mereka yang lainnya.
Biasaya dalam aksi
tawur nasi ini baru akan selesai jika nasi yang ada di atas deklit sudah habis
terambil semua. Keseruan yang tercipta pada saat prosesi tawur nasi ini akan
terpancar dengan adaya sorak - sorak dari para penonton yang semakin menambah
keriuhan dari acara tawur nasi ini yang juga dianggap sebagai sedekah bumi
setelah panen. Setiap nasi yang berceceran di tanah juga sudah dianggap sebagai
berkah untuk para warga. Nasi itu nantinya akan dipakai untuk makanan ternak
milik warga. Para warga mempercayai jika ternah yang diberi makan dengan nasi
dari tawur nasi itu akan bisa terhidar dari berbagai macam penyakit.
Sebagian nasi yang
sebelumnya sudah disisihkan dan tidak digunakan untuk tawur akan dihidangkan
dengan beberapa macam lauk yang disajikan untuk makan bersama dengan petinggi
desa dan menampilkan permainan ketoprak sebagai simbol rasa syukur dan
persembahan untuk para leluhur.
Itulah ulasan mengenai “Tradisi Tawur Nasi Masyarakat Desa Palemsari, Rembang,Jawa Tengah”. Semoga ulasan ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan anda. Janga lupa untuk selalu mengunjungi website kami karena akan ada banyak informasi bermanfaat lainnya yang kami bagikan disini.
Tradisi Tawur Nasi Masyarakat Desa Palemsari, Rembang, Jawa Tengah
Reviewed by Unknown
on
19.00
Rating:
Post a Comment